Adelina Anastasia: Empati Dalam Berbagi Ilmu

Berbagi nampaknya menjadi tujuan hidup banyak orang. Berbagi membantu manusia untuk tetap terhubung satu sama lain. Intensi sesungguhnya dari berbagi adalah memahami situasi orang lain dan memahami kebutuhannya, sehingga kita bisa memberikan sesuatu yang bermanfaat bagi mereka. Dalam empati bisa berbagai macam bentuknya, salah satunya adalah berbagi ilmu. Salah satu pribadi yang berkarya dengan berbagi ilmu adalah Adelina Anastasia Aipassa, seorang konselor keluarga sekaligusdirektur dari dua perusahaan jasa konsultasi psikologi di Semarang.

Adelina telah berkarya lebih dari 19 tahun, berawal dari lembaga psikologi yang didirikannya pada 2 Maret 2002 akhirnya bisa berkembang menjadi sebuah perusahaan yang telah berjasa melayani dan bekerja untuk berbagai kalangan di Indonesia. Adelina merupakan direktur dari CV Mitra Keluarga Mandiri yang bergerak di pendampingan keluarga dan pendidikan serta CV Mitra Consulting yang bergerak di bidang SDM, Organisasi, dan Entrepreneurship. Adelina bersama perusahaannya telah bekerjasama dengan berbagai institusi, mulai dari institusi pemerintah seperti BKKBN dan Dinas Kesehatan Kota Semarang, hingga institusi pendidikan seperti universitas.

Secara umum, Adelina tertarik untuk fokus pada pendampingan keluarga serta pendidikan dan sekolah untuk pendampingan anak-anak sekaligus para guru. Adelina yang saat ini sedang sibuk melayani berbagai klien, menyampaikan bahwa profesi ini yang paling cocok untuk dirinya yang sangat detail dan berpikir secara holistik saat melihat situasi. Profesi yang dijalankan saat ini, selain berguna untuk empati pada masyarakat, juga membantu Adelina untuk mengakomodir pikiran, harapan, dan kebutuhan untuk belajar. "Jadi pekerjaan ini tu saya banget, sudah seperti rohnya, saya sangat mencintai pekerjaan ini", ungkap Adelina.

Sampai saat ini, Adelina dan timnya telah mengeluarkan 30 buku yang berkaitan dengan psikologi anak. Selain itu, sudah ada 2 buku yang diterbitkan melalui penerbit dengan judul Menyiapkan Anak Cerdas Penuh Cinta dan buku Nasi Goreng Kemesraan Pasutri. Sedangkan dari CV Mitra Consulting sudah mengeluarkan beberapa buku berjudul Tipe Kepribadian, Gaining Knowledge for Success, dan Adversity Quotient. Adelina mengeluarkan buku-buku ini untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Harapannya perusahaan yang didirikannya ini menjadi pusat informasi yang berkelanjutan bagi masyarakat. Dan hasilnya sudah banyak orang yang mencari buku-buku tersebut.

Adelina menyampaikan bahwa banyak pengalaman yang berkesan selama lebih dari 19 tahun berkarya. Setiap tahun bagi kami ada temanya. "Setiap tahun kami memaknai pelayanan ke masyarakat dengan temanya masing-masing", jelas Adelina. Misalnya pada awal didirikan, Adelina memilih tema “Tahun Adaptasi”. Lalu pada tahun 2009 bertemakan “Tahun Menuai & Mencintai”, tahun 2014 bertemakan “Tahun Cintai Inklusi Kehidupan”, dan pada tahun 2021 bertemakan “Tahun Kolaborasi”. Tema-tema inilah yang membuat tiap tahunnya berkesan untuk Adelina.

Sebelumnya Adelina menjelaskan bahwa pekerjaan yang dilakukannya adalah untuk melayani dan memenuhi kebutuhan masyarakat. Saat ditanya hal apa yang perlu masyarakat ketahui mengenai kebutuhan psikologi adalah rasa empati. Empati artinya memahami pikiran dan perasaan dari sudut pandang seseorang. Dengan kata lain empati memiliki pemahaman, pengetahuan, dan referensi mengenai orang lain. Misal berempati dengan suku lain, agama lain, orang tua, guru, bos, rekan kerja, dan lain-lain. Menurut Adelina, empati merupakan hal yang dibutuhkan masyarakat. "Secara umum jika kita berempati, kita bisa lebih toleransi, lebih santai menghadapi situasi, dan tidak memaksakan pendapat kita sendiri", jelas Adelina. Empati membuat seseorang bisa melihat kebutuhan orang lain dengan lebih lengkap dan jelas. Selain itu komunikasi, kerjasama, dan kehidupan bersama bisa berjalan lebih lancar. 

"Empati adalah kebutuhan, empati itu asik ya sebenernya. Dengan kita berempati pasti kita bertoleransi, pasti kita menjunjung kebhinekaan dan kemajemukan", ujar Adelina. Empati merupakan sebuah skill sehingga semua orang bisa mempelajarinya. Adelina menyampaikan bahwa cara melatih empati adalah dengan menambahkan referensi, melihat dari kacamata orang lain, dan membuka diri.

Akhir-akhir ini nampaknya rasa empati semakin tidak jelas di masyarakat, tidak sedikit orang memaksakan pendapatnya sendiri bahkan tidak mengindahkan norma yang ada. Dilihat dari situasi yang terjadi saat ini terkait dengan pandemi COVID-19, dengan masyarakat tidak pakai masker merupakan indikasi masyarakat tidak berempati dengan situasi. Di masa pandemi ini, yang paling dibutuhkan adalah skill adjustment atau kemampan menyesuaikan diri. "Ngomong-ngomong, adjustment merupakan indikasi orang sehat jiwa. Dan masalahnya penyesuaian diri pada masa pandemi ini keras banget, masker aja ada yang kesulitan pake, apalagi pake sepanjang waktu", tutur Adelina. Maka kemampuan menyesuaikan diri harus diperkuat dan juga kemampuan coping untuk menghadapi situasi, tak lupa juga harus berempati.

Selanjutnya bertepatan dengan perayaan Hari Keluarga Nasional di bulan Juni ini, Adelina memaparkan tentang pentingnya konsep atau arti keluarga. Kebersamaan adalah hal yang paling utama di dalam keluarga. "Kebersamaan itu sudah membahas banyak hal. Di dalam kebersamaan itu ada empati, kepercayaan, saling membutuhkan", jelas Adelina. Arti keluarga yang ideal adalah kebersamaan yang di dalamnya juga terdapat pendampingan dan kasih sayang antar anggota keluarga.

Adelina yang secara konsisten melayani dan berbagi ilmu kepada masyarakat, sampai detik ini akan terus semangat melanjutkan karyanya. Untuk rencana ke depannya, Adelina akan tetap terus memperbarui informasi mengenai psikologi. Ide-ide pun tetap mengalir seperti ide untuk membuat buku sex education untuk anak berkebutuhan khusus, buku mengenai depresi untuk masyarakat umum, serta rencana mendirikan mindfulness center di Semarang.

Baca juga seputar artikel dari Zoleka

Adelina menyadari betapa pentingnya berbagi ilmu di kehidupan ini. Adelina menyampaikan bahwa dirinya senang untuk berbagi ilmu dan merasa memiliki kemampuan untuk mengajar. Bagi Adelina, berbagi ilmu merupakan tujuan hidup. Tuhan telah memberikan banyak hal, Adelina percaya bahwa kita pasti punya sesuatu untuk diberikan kepada sesama. Berbagi ilmu dirasa merupakan sebuah tanggung jawab. Jika orang lain bisa lebih luas pengetahuannya dan bisa melakukan problem solving, Adelina merasa ikut bahagia. Rasa terima kasih dari orang lain menjadi sebuah feedback 
penting untuk Adelina agar bisa terus berkembang.

Filed in: Empati