Belajar Kembali Makna Kehidupan Bersama Devi Sumarno

Bagi orang lain, Ibu Devi Sumarno mungkin hanya seorang ibu-ibu biasa. Namun bagi ibu-ibu di Rumah RUTH, ia adalah sosok yang menolong, membimbing, dan menjaga mereka hingga kembali ke masyarakat. Ia juga adalah “malaikat penyelamat” lebih dari 320 anak yang keluar dari rumah ini. Inilah cerita inspiratif dari Ibu Devi Sumarno, founder Rumah Tumbuh Harapan Bandung (Rumah RUTH).

Berdomisili di Kota Bandung, Rumah RUTH sudah didirikan Ibu Devi sejak tahun 2011. Saat ini, Rumah RUTH bersama dengan PKBM Puspa Terang Nusantara berada di bawah Yayasan Rumah RUTH. Keduanya didirikan oleh Ibu Devi dengan target sasaran yang berbeda. PKBM Puspa Terang Nusantara menampung anak dan keluarga dengan kebutuhan khusus. Sedangkan Rumah RUTH dibangun untuk mendampingi wanita-wanita dengan kehamilan tidak diinginkan (KTD)

Belajar Kembali Makna Kehidupan Bersama Devi Sumarno

Rumah RUTH adalah sebuah rumah singgah yang menampung para calon ibu yang memiliki kehamilan tidak diinginkan. Yayasan ini bergerak di bidang anti aborsi dan berbagi kepedulian bersama para calon ibu. Secara garis besar, di sini para ibu akan mendapatkan pendampingan, pelatihan, serta pemulihan hingga mereka bisa kembali masuk dalam masyarakat.

baca juga: Kekuatan Hati dari Para Perempuan Yayasan Rumah Tumbuh Harapan (Rumah Ruth)

Rumah ini berdiri untuk menolong para ibu KTD yang dalam kesulitan. Melalui Rumah RUTH, diharapkan para wanita tersebut bisa mendapatkan kesempatan kedua dalam hidup mereka. Kita kan tidak pernah tahu, mungkin wanita - wanita ini punya masa lalu yang buruk. Tapi sewaktu diberi kesempatan kedua untuk berubah, mungkin mereka bisa jadi seseorang yang bisa berdampak untuk orang lain.

Ibu Devi sudah sering bertemu dengan wanita yang disulitkan dengan KTD jauh sebelum yayasan RUTH berdiri. Saat sedang kuliah, ada salah satu temannya diketahui hamil di luar nikah. Temannya pun mendapat stigma negatif dari keluarga dan masyarakat. Bahkan keluarganya mengusirnya dari rumah. Si teman yang putus asa kemudian meminta tolong kepada Ibu Devi.

Sejak masa sekolah remaja, Ibu Devi memang mudah tergerak dan kasihan saat mendengar kasus ada anak yang dibuang. Rasa kepedulian pun memuncak melihat teman ini dan Ibu Devi pun memutuskan untuk membantunya. Ibu Devi menampung temannya yang mengandung di kosnya sendiri dari usia kehamilan 4 bulan hingga anaknya terlahir. Sekarang anak tersebut sudah berusia 13 tahun.

Kemudian setelah menikah, ia kembali bertemu dengan wanita-wanita kelompok ini. Mereka datang langsung menemui Ibu Devi setelah mendengar ia pernah menolong temannya tadi. Kali ini kesulitan mereka lebih terlihat, mulai dari hamil lagi hingga membutuhkan konseling. Ibu Devi pun mencoba untuk menghubungkan mereka dengan yayasan yang sudah ada. Dengan harapan, sistem mereka lebih matang dan berpengalaman dalam membantu ibu-ibu ini.

Namun ternyata yayasan yang ada jumlahnya sedikit, bahkan bisa dibilang sangat jarang ditemukan, dan lokasinya juga jauh sekali. Akhirnya keluarga Ibu Devi pun memutuskan untuk menampung mereka di rumah. Pada bulan Januari tahun 2011, Ibu Devi dan suaminya kemudian mengontrak rumah sendiri dan mendirikan yayasan ini.

Bila dihitung, sudah 10 tahun lebih sejak Rumah RUTH berdiri. Menurut Ibu Devi, sudah ada sekitar 320 kasus yang diterimanya. Mereka semua adalah bayi-bayi yang sebelumnya pernah coba diaborsi atau digugurkan lalu gagal.

Ada banyak cara aborsi yang dipakai, mulai dari meminum obat-obatan, jamu, hingga cara-cara lainnya. Semua karena para calon ibu ini mengalami banyak tekanan dari banyak sisi. Umumnya saat tahu hamil, apalagi hamil di luar nikah, ibu-ibu akan ketakutan dan tidak berani mengungkapkannya. Namun seiring perut yang semakin membesar, hal ini tidak bisa lagi disembunyikan.

Keluarga dan masyarakat sekitar akan mulai tahu. Keluarga bisa saja menerima, tetapi tidak sedikit yang menolak hal tersebut. Misalnya seperti teman Devi remaja tadi yang hingga diusir dari keluarganya. Masyarakat juga sering mencibir dan mengucilkan mereka. Dan bila si ibu masih bersekolah, tidak jarang akan dihentikan proses pendidikannya. Karenanya, aborsi pun menjadi pilihan para wanita ini.

baca juga: Narapidana Lapas Narkotika, Titik Balik untuk Bangkit 

Ada sebuah cerita yang mendalam di ingatan ibu Devi berkaitan dengan akibat usaha aborsi ini. Saat itu, seorang remaja yang hamil datang ke Rumah RUTH dan meminta pertolongan. Ternyata sebelumnya ia sudah pernah mencoba menggugurkan anaknya. Ia pun membeli obat di Internet dan meminumnya. Sebagai akibatnya, saat pemeriksaan USG, dokter berkata kemungkinan besar anak ini akan cacat.

Dan memang, saat terlahir, bayi kecil tersebut menderita cacat di bagian tempurung kepala. Ada sebuah benjolan di sana, tetapi bukan daging melainkan otaknya. Dokter memberitahu Ibu Devi anak ini paling lama bertahan 1-2 jam saja. Ibu Devi menjawab, Sudah lakukan yang terbaik aja lah dok karena kami masih mau berjuang untuk anak ini.

Dan keajaiban pun terjadi. Bayi berhasil melewati masa krisis dan terus bertahan hingga usia 5 bulan. Bayi ini pun menjadi terkenal dan disayang para dokter di Rumah Sakit milik pemerintah Hasan Sadikin di Bandung. Karena selain cacat di bagian kepala masih ada kelainan lainnya, banyak dokter berkumpul untuk mengobatinya. Ada dokter spesialis syaraf, bagian ortopedi anak, internis anak, dan lain-lain hingga mereka membentuk tim sendiri.

Namun si kecil tetap tidak bisa lepas dari maut pandemi. Pada bulan Juni, sebelum operasinya berjalan, ia pun dipanggil Tuhan akibat covid-19. Dari hidup singkat anak ini, Ibu Devi mendapat pelajaran hidup baru. “Anak ini kan tidak ngomong apapun, tapi bisa berdampak untuk banyak orang. Jadi setiap kehidupan, Tuhan pasti punya maksud, Tuhan pasti punya rencana dan tidak ada yang kebetulan lahir itu tidak ada,” kata Bu Devi.

Saat ini Rumah RUTH sudah memiliki sistem yang matang untuk membantu para ibu hamil. Secara garis besar, ada 3 program pendampingan yang diberikan kepada para calon ibu. Ada pendampingan psikologis yang disediakan untuk para ibu hamil dan keluarganya. DI sini juga tersedia layanan cek kesehatan bersama para dokter spesialis kandungan. Dari segi sosial, Ibu Devi salah satunya mencoba membantu ibu-ibu remaja yang putus sekolah akibat hal ini.

Di sepanjang hidupnya, Ibu Devi merasa belajar banyak hal. Rumah RUTH mengajari tentang kepedulian dan menolong mereka yang kesulitan. Anak bayi 5 bulan memberinya pelajaran tentang memperjuangkan hidup dan ada makna di setiap kehidupan yang diberikan Tuhan. Bersama suaminya, ia juga belajar arti kehidupan baru dan betapa tidak pentingnya uang dibandingkan hal-hal lain.

Semua ini terjalin menjadi rentetan kisah inspirasi yang terus memotivasinya dalam hidup. Dan ia kembali membagikannya lewat kepedulian kepada para ibu KTD di Rumah RUTH. Hidup masih panjang dan akan terus berjalan. Kesulitan yang dihadapi sekarang tidak seharusnya menghentikan mereka. Ibu Devi dan tim Rumah RUTH terus berusaha untuk membantu dan memotivasi mereka untuk bangkit kembali. Untuk membaca kisah-kisah inspratif lain serta cerita aksi sosial dari Zoleka silakan kunjungi www.zoleka.id (Evelyn)